Beranda » Uncategorized » Alun-Alun Utara Yogyakarta salah 1 Landmark terbaik

Alun-alun Utara Yogyakarta kini sedang memasuki masa peremajaan. Pasir halu alun-alun yang tepat berada di depan Keraton Yogyakarta ini diganti dengan pasir halus khas tanah Kasultanan. Pengerjaan sudah berjalan sejak April 2022.

Pengertian Singkat Alun-Alun Utara Yogyakarta

Yogyakarta

Wujud asli dari Alun-alun Keraton Yogyakarta ini permukaannya diselimuti pasir halus. Sejak zaman penjajahan Belanda, kemungkinan sekitar tahun 1900, mulai diselenggarakan pameran pembangunan serta pasar malam. Dekade selanjutnya setiap tahun diadakan pasar malam yang bersamaan dengan Sekaten.

Mengutip sumber dari KratonJogja, Alun-Alun Utara Yogyakarta memiliki luas 300 x 300 meter persegi. Di tengahnya berdiri rindang dua pohon beringin yang diberi nama Kiai Dewadaru serta Kiai Janadaru, yang kini lebih dikenal dengan Kiai Wijayadaru. Pohon ini terletak pada bagian barat sumbu filosofis.

Pohon beringin tersebut menggambarkan hubungan antar Manusia dengan Tuhanya. Maka dari itu Pohon tersebut diletakan bersama dengan Kagunga Dalaem Masjid gede kauman Yogyakarta.

Penempatan ini adalah wujud bagaimana Sri Sultan Hamengku Buwono I secara cerdas menggambarkan konsep Islam habluminallah. Sementara Kiai Janadaru yang bermakna lugas pohon manusia, bersama dengan Pasar Beringharjo, berada di sisi timur dari sumbu filosofis. Hal ini melambangkan hubungan manusia dengan manusia, sebuah konsep Islam hablumminannas.

Pada sisi utara dan sisi selatan, berdiri juga sepasang pohon beringin. Beringin di utara bernama Kiai Wok dan Kiai Jenggot, sedang yang di selatan bernama Agung dan Binatur.

Sama halnya dengan Alun-alun Selatan, seluruh permukaan pada Alun-alun Utara juga diselimuti dengan pasir halus nan lembut. Ini melambangkan penggambaran laut tak berpantai yang juga perwujudan dari kemahatakhinggaan Tuhan.

Maka secara garis besar alun-alun beserta kedua pohon beringin di tengah-tengahnya menggambarkan konsep manunggaling kawula Gusti, yaitu bersatunya raja rakyat dengan raja dan bertemunya manusia dengan Tuhan.

Gambaran Besar Alun-Alun Utara Yogyakarta

Alun-alun Utara Yogyakarta dikelilingi oleh sekitar 62 Pohon beringin. Serta ditengahnya berdiri tegak 2 pohin beringin. Sehingga Totalnya terdapat 64 pohon beringin. Jumlah ini menggambarkan usia Nabi Muhammad SAW ketika beliau meninggal dalam perhitungan Jawa.

Pada masa terdahulu alun-alun utara dikelilingi oleh pagar batu bata dan juga selokan. Air selokan ini biasa digunakan untuk memberi kesegaran pada permukaan alun-alun.

Di sekeliling pohon beringin yang berjajar, terdapat beberapa bangunan berdiri. Seperti Bangsal Pekapalan. Kapal dalam bahasa jawa kuno diartikan sebagai kereta atau kendaraan yang ditarik oleh kuda.

Bangsal Pekapalan ialah tempat berkumpulnya para bupati maupun pejabat yang memiliki status sosial tinggi. Selain bangsal Pekapalan, terdapat bangsal lain di pinggir alun-alun, yaitu Bangsal Pangurakan dan Bangsal Balemangu.

Bangsal Pangurakan terletak di sisi utara, berjumlah dua bangunan serta mengapit jalan. Fungsinya sebagai tempat ngurak, mengusir warga yang tidak taat pada aturan.

Satu lagi yaitu, Bangsal Pangurakan juga digunakan untuk penyimpanan senjata. Setiap hari, bangsal ini dijaga oleh Abdi Dalem.

Ada lagi yang bernama, Bangsal Balemangu juga berjumlah dua, letaknya mengapit gerbang yang menuju Masjid Gedhe. Bangsal ini digunakan sebagai tempat untuk pengadilan agama. (KratonJogja-Sejarah Jogyakarta)

Anda ingin mengunjungi yogyakarta tanpa capek? yuk trip bersama Kreatif.trip, kami menyediakan berbagai open trip ke seluruh Indonesia. Seperti Labuan Bajo, Raja Ampat, Bali, Lombok dan lain sebagainya.

 

# Bagikan informasi ini kepada teman atau kerabat Anda

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi.

Komentar Anda* Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.

error: Content is protected !!